1. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu
jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat
untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.Pengambilang keputusan berdasarkan ahli :
·
Menurut Siagian ( dalam Hasan, 2002:10 )
Pengambilan keputusan adalah suat pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat
·
Menurut De Janask dkk ( 2002:19 ) mengemukakan
bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses dimana beberapa kemungkinan
dapat dipertimbangkan dan diprioritaskan, hasilnya dipilih berdasarkan pilihan
yang jelas dari salah satu alternatif kemungkinan yang ada.
·
Menurut Noorderhaven ( 1995:46 ) faktor faktor
dari dalam diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara
lain adalah kematangan, emosi, kepribadian, intuisi, umur.
·
Menurut Simon ( dalam Hasan, 2002:14 ) proses
pengambilan keputusan terdiri atas tiga fase keputusan, yaitu sebagai berikut :
1.
Fase Intelegensia
Merupakan fase penelurusan informasi untuk
keadaan yang memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi merupakan
pengamatan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi
diperoleh, diproses dan diuji untuk mencari bukti bukti yang dapat
diidentifikasi, baik permasalahn pokok peluang untuk memecahkannya.
2.
Fase Desain
Merupakan fase pencarian/penemuan, pengembangan
serta analisa kemungkinan suatu tindakan. Jadi merupakan kegiatan perancangan
dalam pengambilan keputusan, fase ini terdiri atas :
-
Identifikasi masalah
Merupakan perbedaan antara situasi yang terjadi
dalam situasi yang ingin dicapai.
-
Formulasi masalah
Merupakan langkah dimana masalah dipertajam
sehingga kegiatan desain dan pengembagan sesuai dengan permasalahan yang
sebenarnya. Cara yang dilakukan dalam formulasi permasalahan adalah sebagai
berikut
·
Menentukan batasan batasan permasalahan.
·
Menguji perubahan perubahan yang dapat
menyebabkan permasalahan dapat dipecahkan.
·
Merinci masalah pokok kedalam sub sub masalah.
3.
Fase pemilihan
Merupakan fase seleksi
alternatif atau tindakan yang dilakukan dari alternatif alternatif tersebut. Alternatif
yang dipilih kemudian diputuskan dan dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan
memilih tindakan atau alternatif atau alternatif tertentu dari bermacam macam
kemungkinan yang akan ditempuh.
Dasar dasar pengambilan keputusan George R. Terry menyebutkan 5 dasar dalam pengambilan keputusan, yaitu:
Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
a.
Kejelasan
masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
b.
Orientasi
tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
c.
Pengetahuan
alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
d.
Preferensi
yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
e.
Hasil
maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.
2.
Jenis Jenis Keputusan Organisasi.
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat
digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil
keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam
mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
·
Keputusan
Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin
dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
·
Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil
pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan
Keputusan
·
Posisi/Kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan,
posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut
-
Letak Posisi : dalam hal ini apakah ia sebagai pembuat
keputusan ( decision maker ), penentu
keputusan ( decision taker ), atau staf (staffer ). Tingkatan posisi dalam hal
ini apakah ia sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional,
teknis.
-
Masalah : masalah atau problem adalah apa yang menjadi
penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan dari pada apa
yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah
dibagi menjadi dua :
a.
Masalah
terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis,
dikenal dan mudah diidentifikasi.
b.
Masalah
tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih
baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
c.
Masalah
rutin, yaitu
masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
d.
Masalah
insidentil, yaitu
masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup
sehari-hari.
-
Situasi
: Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan
satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita
beserta apa yang hendak kita perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor-faktor
yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah atau
tetap keadaanya.
b. Faktor-faktor
yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu
berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
-
Kondisi : Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama
menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar
faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
-
Tujuan : Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan),
tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah
ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan
antara atau objective.
4.
Impikasi Manajerial Dalam
Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam
organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan
berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan
dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan
dan rencana program pengembangan sekolah.