RSS

Kepemimpinan

A.                Arti Penting Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Kepemimpinan bersifat kreatif, adaptif, dan berhubungan dengan ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke depan dan dari luar organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam organisasi. Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam organisasi, yakni:
1.                  Menciptakan visi
2.                  Membangun tim
3.                  Memberikan penugasan
4.                  Mengembangkan orang
5.                  Memotivasi anak buah
Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan tentang cita-cita organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi tantangan perusahaan.
Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim, tidak ada salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk mewawancarai calon karyawan yang akan direkrutnya.
Mengalokasikan Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang baik akan mengalokasikan tugas bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian dan passion mereka masing-masing.

Mengembangkan Orang
Jaman telah berubah. Dulu, banyak orang yang setia bekerja di satu tempat untuk waktu yang lama. Tetapi sekarang, banyak orang tidak ragu untuk berpindah-pindah tempat kerja karena merasa tidak bisa berkembang di suatu tempat. Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar. Seorang pemimpin harus memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan dan valuemereka.
Memotivasi Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan bagi organisasi yang sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat pasti mau bekerja keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan kesuksesan organisasi.
Kepemimpinan mempunyai beberapa asas-asas adalah sebagai berikut :
1. Kemanusian, mengutamakan sifat-sifat kemanusian, yaitu pembimbingan manusia oleh manusia untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu demi tujuan-tujuan human
2. Efisiensi, efisiensi teknis maupun social, berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber materi dan jumlah manusia adanya prinsip penghematan adanya nilai-nilai ekonomis serta asas-asas manajemen modern.
3. Kesejahteraan dan kebahagian yang merata, menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.
B.                 Tipologi Kepemimpinan
            Ada beberapa tipologi kepemimpinan yang sering kali kita temukan dalam gaya seorang pemimpin:
Gaya kepemimpinan yang pokok yaitu gaya kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez faire.
1.      Gaya Kepemimpinan Otokratis.
Gaya kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya. Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak pada pemimpin.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Gaya kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta mengkoordinasi.
3.      Gaya Kepemimpinan Laissez faire.
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh kepemimpinan.
C.                Faktor – faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
Ada empat hal yang menjadi bagian penting dari sebuah kepemimpinan :
1.    Rasio : pengertian rasio disini adalah kemampuan seorang pemimpin dalam berfikir teknis dan strategis. Memiliki kemampuan berfikir pemecah masalah, juga sebagai path finder (penemu terobosan). Rasio yang dimiliki  paling tidak memberi keyakinan akan keberhasilan yang akan diraih dalam periode waktu yang sudah diperhitungkan.
2.    Interpersonal : kemampuan leadership, memberikan dorongan atau motivasi kepada anak buahnya. Memiliki kemampuan komunikasi yang handal sehingga dapat mempengaruhi anak buahnya. Mampu memberikan keteladanan dan   ketegasan dalam mengambil keputusan, tentunya setelah memperhitungkan segala hal secara komprehensif. Dengan memiliki dua hal penting di atas, seorang pemimpin akan memiliki apa yang disebut dengan kepercayaan (trust) pada tingkat awal. Kepercayaan dalam mengelola aset organisasi yang tentu memiliki nilai besar. Kepercayaan untuk mempergunakan anggaran yang sudah ditentukan kegiatan operasional. Kepercayaan yang diberikan menjadikan pimpinan memiliki otoritas penuh astas jalannya organisasi.Terkadang kepercayaan yang timbul mampu mengangkat harga per unit saham dari organisasi bisnis yang dikelolanya, jika merupakan perusahaan publik.
Kepercayaan yang dimiliki tersebut harus dilandasi satu hal yang sangat penting yaitu integritas :
3.    Integritas : bersumber kepada karakter atau moral, tanpa integritas yang baik, seorang pemimpin akan kehilangan interpersonalnya. Ketika seorang pemimpin sudah tidak lagi memiliki interpersonal, maka kepemimpinannya menjadi tidak efektif, karena sudah kehilangan kepercayaan yang dimiliki sebelumnya. Seringkali seorang pemimpin mendapatkan ujian terhadap integritasnya. Ketika tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan semakin besar, semakin besar pula ujian yang harus dilewatinya. Kesempatan-kesempatan untuk melakukan penyimpangan semakin terbuka, kemampuan pemimpin untuk dapat melewati godaan-godaan tersebut tergantung kepada moral dasarnya. Banyak sekali pemimpin-pemimpin yang sebelumnya dikatakan hebat, memiliki pendidikan tinggi, mampu memberikan hasil-hasil nyata, namun apa yang sudah mereka bangun selama memimpin akan hancur selamanya, ketika mereka tidak bisa menjaga integritasnya. Seorang pemimpin tidak bisa hanya memiliki satu bagian saja, yaitu rasio untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kedua bagian tersebut dan dilandasi oleh integritas. Dua hal tersebut diatas yang menghasilkan kepercayaan kemudian dilandasi dengan integritas haruslah di sinergikan secara ber-kesinambungan kepada tujuan organisasi. Tidak kalah penting seorang pemimpin harus memahami arti dari kesuksesan yang menjadi tujuan. Sukses berarti semua konstituen (pengikut) yang dia miliki  ‘puas’ ketika dia memimpin.
 4.   Konstituen : pengikut, dimana menjadi tujuan seorang pemimpin untuk memberikan ‘kepuasan’ ketika dia memimpin. Ukuran relatif kepuasan harus ditetapkan sebagai indikator keberhasilan pemimpin. Jika pengikut mendapatkan kepuasan relatif yang diinginkan, maka secara otomatis akan memberikanfeed back/umpan balik positif dalam bentuk bermacam-macam tergantung siapa pengikut tersebut. Manajemen perusahaan akan memberikan umpan balik dalam bentuk kepercayaan dan tugas-tugas yang lebih besar menantinya. Dirinya sendiri tentu akan mendapatkan kenaikan pangkat dan penghasilan yang memadai karena keberhasilannya. Tingkat hidup keluarganya akan menjadi lebih baik. Anak buah akan memberikan umpan balik dalam bentuk dukungan untuk mewujudkan tujuan supaya lebih terwujud karena mereka memiliki motivasi yang sama dengan pemimpinnya. Keluarga akan memberikan umpan balik dalam bentuk dukungan, semangat dan kepercayaan. Sehingga tugas yang diemban oleh seorang pemimpin berat akan terasa menjadi lebih ringan. Jika seorang pemimpin mampu tetap menjaga moral dasarnya, tentu Yang Maha Kuasa juga senang melihat seorang umat Nya mampu memberikan terbaik yang dimilikinya bagi orang lain, dan segala usaha yang direncanakan oleh seorang pemimpin tentu akan makin dilapangkan Nya.
D.                Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi.
Seorang pemimpin dalam perusahaan atau dalam organisasi merupakan salah satu ujung tombak dalam keberhasialan suatu perusahaan. Meskipun berbeda beda gaya dalam memimpin, namun seorang pemimpin yang berkualitas akan memberikan hal terbaik untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

















Daftar Pustaka
i.                        http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

iv.                        http://www.budilukmanto.org/index.php/artikel-bebas/107-esensi-kepemimpinan